Suara pancuran air dari kran di wastafel terdengar jelas, memecahkan keheningan yang kini menguasai ruang dapur bersih. Permintaan maaf Davendra terdengar jelas di telinga wanita itu saja, hanya saja Zara terdiam, tidak menggubrisnya. “Saya terima kalau kamu masih marah pada saya. Tapi tolong jangan diulangi lagi ya. Saya tidak sanggup kalau benar-benar kehilanganmu.” Davendra kali berucap, dengan gerakan lembut mengusap kedua tangan wanita itu. Zara terhenyak, dan semakin lama mulai tidak nyaman berduaan dengan Davendra, lantas ia mencoba menarik kedua tangannya dari tangan besar pria itu. “Saya bisa sendiri, Pak,” balas Zara, sayangnya tangannya masih dipegang pria itu meski kran air sudah ditutup. “Saya ambilkan obat dulu, tangan kamu harus diobati sebelum nanti melepuh,” ujar Dave