Kata-kata Zara bagaikan busur panah bagi Davendra. Ia tak bisa menahan kepergian wanita itu meski ia bisa saja menahan atau mengikuti langkah Zara. Tapi, itu terlalu egois jika Davendra sampai melakukannya. Pintu lift tampak mulai tertutup, sekilas Davendra bisa melihat Zara yang sedang mengusap ujung matanya di dalam lift. “Huft.” Pria itu menarik napasnya dalam-dalam, kemudian berbalik badan menuju ruang rawat. Sementara itu, Meyda dan Selim yang penasaran melihat Zara pergi begitu saja tanpa berpamitan, kini sedang menscroll berita di ponsel milik Reza. Begitu banyak berita yang bergerak liar memojokkan satu orang yaitu Zara serta Nathan tanpa ada sensor wajah pada Nathan dan Nala yang sedang makan siang. Geram, sakit, perih, inilah yang dirasakan oleh Meyda. Pantas saja Zara keluar