Sejak makan siang terakhir mereka di Bandung, Davendra mulai merasa tidak nyaman dengan perutnya. Awalnya, ia mengira itu hanya gangguan pencernaan biasa, tetapi rasa mual itu terus berlanjut hingga mereka kembali ke Jakarta. Pagi-pagi sekali, suara langkah tergesa-gesa terdengar dari kamar tidur mereka, diikuti oleh suara muntah dari kamar mandi. Zara yang masih tertidur pulas langsung terbangun. “Kak Dave?” panggil Zara dengan suaranya parau sambil bangkit dari tempat tidur. Ia mendapati suaminya sedang berjongkok di lantai kamar mandi, wajahnya pucat dan berkeringat. “Maaf, Sayang. Aku … perutku nggak enak sejak kemarin,” jawab Davendra lemah, mencoba berdiri dengan memegang wastafel sebagai tumpuan. Zara segera menghampirinya, menopang tubuh suaminya dengan penuh perhatian. “Tunggu
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari