"Kat, sebaiknya kau istirahat dulu. Jangan memaksakan diri menyelesaikan semuanya. Jangan sampai jatuh sakit lagi," ucap Ofelia memperingati dengan nada khawatir. "Pergilah makan malam dulu." Katarina menggeleng pelan, matanya tetap terpaku pada mikroskop yang ada di hadapannya, memeriksa sampel dengan penuh ketelitian. Tumpukan catatan medis dan jurnal ilmiah berserakan di meja lab, memperlihatkan betapa sibuk dan terfokusnya ia. "Kau ingat bagaimana kondisi di Afrika Tengah, Fel? Mereka kejang, meninggal karena kesulitan bernapas, dan kita belum menemukan solusinya." Suara Katarina terdengar lelah tapi tegas. "Selama aku terluka, banyak nyawa melayang karena kita belum menemukan penangkalnya." "Bukan hanya kau yang bekerja keras di sini, Kat. Seluruh dunia juga, para peneliti, dokter—