“Kau bahkan tidak mengizinkanku berbicara, Katarina.”
“Apa tahu apa yang kau inginkan, dan itu tidak akan terjadi.”
“Kita bahkan tidak mencobanya.”
“Kita? Aku bilang tidak akan ada kita, Mikail. Kau tidak paham atau bagaimana? Bicara denganmu berbelit-belit. Membuatku kesal dan emosiku naik. Kau tidak jadi bodoh bukan?” Tanya Katarina tidak bisa menahan emosi, antara kesal pada Mikail dan juga pada dirinya sendiri yang menatap terlalu dalam pada manik biru, yang sejujurnya masih membuat Katarina berdetak dengan kencang.
“Katarina lihat aku.”
“Tidak mau, kau jelek.”
Mikail terkekeh, dia menghela napas lega. “Kau masih emosi, keputusanmu ini tidak berdasarkan apa yang kau inginkan dari hatimu.”
“Ini adalah apa yang aku inginkan? Kau pikir aku mau kembali bersama denganmu?” tanya Katar
