“Aku tidak suka kau bersikap manis pada anak itu, Mikail,” kata Katarina dengan nada rendah namun tajam begitu sampai di kamar, hanya mereka berdua. “Itu anak Alaya. Bagaimana mungkin kau bisa begitu manis padanya? Memberinya permen? Mengusap kepalanya?” Mikail menghela napas, berusaha tetap tenang. “Katarina, dia hanya seorang anak kecil yang tak tahu apa-apa. Dia diadopsi oleh keluarga kaya di Inggris dan tidak tahu siapa orang tua kandungnya. Tidak seharusnya kau benci pada anak yang bahkan tak berdosa dan tak pernah terlibat di masa lalu kita.” Namun, kata-kata itu justru membuat Katarina semakin terluka. “Aku tahu dia tak bersalah, tapi bukan berarti aku bisa begitu saja menerima kehadirannya. Melihatnya mengingatkanku pada semua yang pernah terjadi. Semua luka yang masih belum sepe