“Jangan dulu memberitahunya, dia masih dalam keadaan tidak baik-baik saja,” ucap Maria, berusaha tegar. Natalia dan Nenek Elina saling pandang, lalu mengangguk setuju. Mereka bertiga duduk di ruang santai di lantai dua, berusaha tenang sambil menunggu kabar tentang keadaan Katarina. Suasana ruangan yang biasanya penuh canda hari itu terasa sunyi, menyisakan perasaan tegang. Tiba-tiba, seorang perawat mendekati mereka dengan langkah cepat dan berkata, “Yang Mulia Katarina sudah sadar.” Maria menghela napas lega, meski hatinya masih dipenuhi kecemasan. “Aku akan menemuinya dulu,” ucapnya pada Natalia dan Elina. Mereka mengangguk, membiarkan Maria mengambil waktu untuk menemui putrinya. Maria melangkah dengan langkah perlahan menuju kamar Katarina, sambil mencoba mengatur napasnya agar ter