Di sisi lelaki yang tengah duduk bersimpuh dalam balutan kemewahan. Berdirilah seorang pria lain yang mengenakan alba, sinktura, sehelai stola berwarna merah, dan kasula yang terbuat dari kain putih yang cukup tembus pandang, tidak seperti kasula pada umumnya. Ialah The Architect yang memimpin seluruh jalannya ritus. Dan tak ubahnya sebuah boneka tak bernyawa. Pakurmatan Ravindra ”hanya” melakukan apa yang pria itu perintahkan. Jika dilihat sekilas oleh mata seorang penganut agama yang normal. Penggunaan stola dan “sesuatu” seperti kasula itu lebih seperti ”ledekan” untuk upacara perayaan Ekaristi di denominasi-denominasi agama Kristen mazhab barat yang memberlakukan aturan pemakaian vestimentum lengkap. Terutama Gereja Katolik, gereja-gereja Anglikan, dan gereja-gereja Lutheran. ”Norma