"Siapa kau? Dan apa yang kau lakukan?" tanya Naya dengan sedikit merasa takut, karena melihat tatapan aneh dari pria tua itu.
"Kita bersenang-senang, Sayang. Bayaranmu sudah aku bayar, Jadi tinggal kita bersenang-senang saja. "Ujar pria itu menjawab pertanyaan Naya, membuat Naya dengan refleknya menghentakkan tangan pria tersebut hingga terlepas dari tangannya.
Naya sengaja Ingin mengulur waktu agar Naya bisa langsung melarikan diri dan meninggalkan sepatu tingginya agar bisa berlari dengan mudah.
Yang namanya wanita biasa seperti Naya pasti akan merasa lelah melawan langkah seorang pria, karena kakinya yang tidak begitu panjang seperti kaki seorang pria, yang bisa dengan begitu mudahnya membawa langkah lebarnya untuk mengejar Naya.
Pria itu berhasil mencekal tangan. Naya, dan menarik paksa Naya untuk dibawa ke kamar VIP seperti biasa saat dirinya menikmati seorang wanita muda jika ia beruntung mendapatkan wanita muda. Naya berteriak histeris sambil menangis meminta pertolongan, saat pria itu berhasil menyeret tubuhnya masuk ke dalam kamar tersebut. Pria itu melempar tubuh Naya ke atas ranjang, lalu dengan cepat pria itu melepaskan semua atribut yang menempel di tubuhnya, hingga tubuh atasan pria itu sudah tampil polos dan hanya menyisakan celana yang masih lengkap.
Saat pria itu mulai mendekati Naya, Naya langsung mengatupkan kedua tangannya tepat di depan wajahnya dan bahkan turun Dari ranjang dan bersujud pada pria itu agar pria itu tidak melakukan hal yang tidak diinginkan olehnya.
Namun sayang, seberapa besar dan seberapa kuat Naya memohon pada pria itu agar dilepaskan, pria itu tidak melepaskan Naya, karena pria itu tidak pernah mendapatkan seorang wanita yang begitu sangat seksi, terlebih Wanita itu sangat muda seperti Naya.
Jadi pria itu tidak akan menyia-nyiakan kesempatan mendapatkan seorang wanita muda cantik dan juga seksi seperti Naya.
Wajah Naya tepat berada di dekat Adik kecil pria tua itu, hingga membuat wajah Naya merah bukan karena merasa malu atau lain sebagainya, justru Naya merasa sudah tidak memiliki harapan lagi untuk melindungi mahkota berharganya.
Naya bener-bener berdoa dan bahkan sangat berdoa sebisa-bisanya, berharap ada orang yang menolong dirinya dan menyelamatkan dirinya dari pria yang akan memakannya.
Saat pria itu mulai melepaskan ikat pinggang yang terbuat dari kulit, kalau boleh Naya tebak harganya tidak akan murah, dengan cepat Naya langsung menyundulkan kepalanya keras hingga tepat pada adik kecil pria itu, dan detik berikutnya pria itu langsung terguling ke lantai karena menahan sakit di area adik kecilnya. Karena Naya merasa memiliki kesempatan, akhirnya Naya langsung berdiri dan kembali membuka pintu kamar tersebut dan berlari sekuat-kuatnya keluar.
Naya tidak memperdulikan nafasnya yang mulai ngos-ngosan karena merasa kecapean, yang terpenting bagi Naya Naya bisa menjauh dari tempat kerjanya tersebut. Bahkan Naya berharap nyawa Naya segera berakhir pada malam itu juga, kalau dirinya tidak berhasil menyelamatkan mahkota berharganya. Bagi Naya hidupnya sudah tidak berarti lagi kalau dirinya sudah tidak memiliki mahkota berharganya, dan akan menjadi wanita paling hina di dunia ini kalau sampai dirinya gagal menyelamatkannya.
Jadi Naya memutuskan untuk melanjutkan langkahnya agar bisa menjauhi tempat kerjanya sejauh mungkin dan bisa menyembunyikan diri dari pria yang mengejarnya tadi.
Naya yakin, pria itu tidak akan membohonginya, dia benar-benar sudah membayarnya mahal sesuai dengan yang dikatakan oleh pria tadi. Dan bahkan Naya juga yakin kalau semua yang dilakukan pria itu bukan karena kesalahan dirinya, ataupun kesalahan pria itu, karena pria itu sudah membayarnya, yang patut dipersalahkan itu adalah kakaknya, Mora.
Naya yakin yang melakukan hal tersebut atau yang membuat pria itu mengejarnya tanpa ampun itu karena kakaknya sudah menjual dirinya pada pria tersebut. Jadi pria itu hanya menginginkan haknya sebagai pembeli, bukan salah dirinya ataupun salah pria itu.
Naya benar-benar bersumpah Naya akan memberi pelajaran pada kakaknya, karena kakaknya sudah melakukan hal buruk pada dirinya bukan hanya satu kali namun sampai berulang kali jadi Naya tidak mau berdiam diri setelah apa yang selama ini kakaknya lakukan terhadap dirinya.
Naya pikir, setelah kejadian beberapa hari yang lalu yang memperlihatkan kakaknya Tengah bercinta dengan kekasihnya, Mora akan meminta maaf pada dirinya dan akan berubah karena sadar bahwa apa yang ia lakukan terhadap dirinya itu salah. Namun sayang, sampai saat ini Naya tidak mendapatkan kata maaf dari sang kakak.
Naya tidak mendengar bibir kakaknya mengucapkan kata maaf karena merasa bersalah terhadap dirinya, justru Naya malah kembali dilempar ke ranjang pria yang Naya sendiri tidak tahu kakaknya dibayar berapa sebagai penjual tubuh orang.
Naya yakin, kakaknya tidak akan menjual dirinya dengan harga yang murah, Karena Naya tahu bagaimana otak sang kakak, yang selalu menginginkan uang, uang, dan uang. Jadi Naya yakin Mora mendapatkan uang banyak dengan memanfaatkan tubuhnya.
"Kejam sekali kak Mora. Aku yang dapat penyiksaan, tapi kak Mora bersenang-senang menikmati uang yang seharusnya menjadi milikku. Aku yang berkorban, harusnya aku yang mendapatkan imbalan." Gumam Naya dalam hati yang merasa tidak terima dengan apa yang Mora dapatkan.
Naya bertekad untuk pergi jauh, dan bahkan tidak ingin melanjutkan pekerjaannya itu, demi melindungi dirinya sendiri.
Naya terus melanjutkan langkahnya untuk menjauh dari tempat kerjanya, hingga Naya berhasil berlari cukup jauh dari tempat kerjanya.
Baru juga Naya menjauh dari tempat kerjanya tersebut, tiba-tiba Naya menjatuhkan tubuhnya ke aspal yang ternyata di jalan itu sudah sepi dan tak terlihat taksi akan melewati jalan sepi tersebut. Naya menjatuhkan tubuhnya di aspal itu karena sudah merasa putus asa dan tak memiliki keyakinan bisa menyelamatkan dirinya, serta kedua tangan yang sudah diletakkan di aspal.
Naya mulai menundukkan kepalanya ke bawah, seperti seorang ingin bersujud tiba-tiba Naya melihat sebuah cahaya mobil yang berhenti di dekatnya.
Naya langsung mengucapkan sebuah kalimat sebagai kalimat doa menyelamatkan diri, lalu memasrahkan diri pada yang di atas bahwa semua yang terjadi pada dirinya saat ini itu sudah kehendak Tuhan dan berharap semua yang terjadi pada dirinya malam ini akan menjadi jalan yang terbaik untuk dirinya. Tanpa Naya sadari, Naya meneteskan air matanya saat akan teringat dengan sosok sang papah yang selama ini selalu mencoba untuk melindungi dirinya agar tetap menjadi wanita yang terhormat
Naya semakin memejamkan matanya saat merasa telinganya mendengar suara sepatu seorang pria yang semakin terdengar nyaring di telinganya yang Naya yakini pria itu Tengah mendekatinya.
"Bangun! Bangun dan ikut bersamaku sebelum hidupmu berakhir malam ini juga." Titah seorang pria yang berhasil membuat jantung Naya seakan berhenti berdetak karena terkejut mendengar suara tersebut.