"Aku butuh ini. Obatnya hanya ini." Ujar Al menjawab pertanyaan Naya sambil menyentuh milik Naya yang masih terbungkus cantik oleh kain segitiga dan juga dress nya.
"Paman tau, aku paling tidak bisa menolak kalau Paman menginginkan yang satu ini." Ujar Naya seraya mengedipkan sebelah matanya, membuat Al langsung mendekatkan wajahnya dan mengarahkan mulutnya pada leher Naya, hingga Al bisa menyesap leher Naya dengan mudah.
Naya dengan senang hati menikmati saat Al menyesap lehernya.
Saat Al sedang menikmati leher Naya, pintu ruang meeting terbuka tanpa di ketuk terlebih dahulu, membuat kegiatan Al langsung terhenti dan menahan amarahnya saat dirinya sedang menikmati mencumbu leher Naya malah ada yang mengganggunya.
Al dengan santai membenarkan pakaian Naya, lalu dengan pelan menatap pad
