Sakya berdiri tepat di depan rumah Alina malam ini sambil menarik napas dalam. Beberapa hari ini pikirannya terasa berkecamuk dan hatinya gelisah memikirkan Alina. Sakya menyisir ke belakang rambutnya dengan jari-jarinya lalu dengan seluruh keberanian yang ia kumpulkan kini melangkah maju. Namun disaat itu pagar rumah itu terbuka memperlihatkan Alina yang berlari mendekatinya dengan wajah tegang. "Sakya kamu mau ngapain?" Alina menahan Sakya dan menarik pria itu mundur kembali. Gadis itu kaget bukan main saat tadi tiba-tiba Sakya menghubungi dan mengatakan kalau ia akan datang ke rumah. "Aku mau bicara sama orang tua kamu." "Hah??" "Aku mau ngomong kalau aku ga bisa biarin kamu dijodohkan dengan orang lain. Aku nggak bisa selalu menghindar dan sembunyi dari orang tua kamu. Aku ingi