Angelica menatap dua rangkaian bunga mawar yang berbeda ukuran di hadapannya. Satu berukuran kecil dan satunya lagi sepuluh kali lipat lebih besar. Yang berukuran kecil sudah jelas dari Ronald. Karena pria itu yang langsung memberikannya tadi. Lalu yang lebih besar dia belum tahu siapa pengirimnya. Angelica mengambil kartu ucapan yang terselip di antara kelopak mawar merah itu. Diantara seratus tangkai mawar merah, kamulah yang paling cantik. Ben Sadewa, Masa depanmu. Absurd. Itu adalah kata pertama yang muncul di kepala Angelica setelah membaca rangkaian kalimat itu yang Ben tuliskan di sana. Namun hal itu tidak urung membuatnya tersenyum. Angelica menggelengkan kepalanya lalu menghirup aroma mawar itu. Angelica lagi-lagi tersenyum mendapat perlakuan seperti ini dari Ben. Meski di