Pantry kantor cabang Devara Holdings Solo sangat sepi ketika Aleeya melangkah masuk. Rapat yang baru saja selesai membuat otaknya penat, dan satu-satunya hal yang bisa menyejukkan pikirannya adalah es kopi buatan sendiri. Dia membuka kulkas, mengambil es batu, lalu mulai meracik kopi instan yang disediakan pantry. Baru saja dia menuang s**u cair, suara langkah hak tinggi terdengar dari balik pintu. “Wangi kopinya enak,” ujar suara itu lembut, tapi tajam. Anindya. Aleeya menoleh, sedikit terkejut. Tadi saat rapat, Anindya sangat ramah. Bahkan sempat menyentuh pundaknya dan memuji idenya dalam presentasi. “Terima kasih, Mbak Anin. Mau saya buatin juga?” Anindya tersenyum tipis, mendekat tanpa menjawab tawaran itu. “Kamu pintar, ya. Cantik juga. Pantesan Kevin mempercayakan proyek ini ke

