Strategi Menghadapi Anindya

950 Kata

Sore ini, Papi Dimas sedang duduk santai di ruang keluarga dengan tablet di tangan, memantau pergerakan saham sambil sesekali menyeruput teh hangat. Aleeya datang dengan langkah pelan, wajahnya setengah letih, setengah enggan. Dia menjatuhkan tubuh di sofa di seberang Papinya, lalu menatapnya dengan ekspresi penuh kode. Papi Dimas melirik sekilas. “Kenapa? Ada masalah di kantor?” Aleeya mengangguk pelan. “Pak Kevin kasih aku tanggung jawab baru. Aku ditugaskan jadi liaison marketing buat proyek kolaborasi bareng tim luar.” “Bagus dong,” Papi Dimas menutup tabletnya. “Kamu dipercaya, artinya kamu dianggap mampu.” Aleeya mendesah. “Masalahnya, tim luarnya itu perusahaan milik keluarga tunangannya Mas Kaivandra.” Papi Dimas langsung mengangkat alis. “Oh?” “Namanya Anindya. Aku belum per

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN