Kopi dan Rasa yang Tak Tuntas

1158 Kata

Langit mulai berwarna jingga ketika Aleeya duduk di lantai kamarnya, bersandar di sisi tempat tidur sambil memeluk bantal. Di layar ponselnya, daftar putar berisi lagu-lagu akustik lembut mengalun pelan, mengisi ruang kamar yang tenang dengan suasana hangat. Tasya, yang baru keluar dari kamar mandi, melirik ke arah sahabatnya yang sudah sejak tadi senyum-senyum sendiri. "Kakak kenapa sih? Senyum-senyum kayak abis dikasih bunga satu truk," godanya sambil mengeringkan rambut dengan handuk kecil. Aleeya menoleh perlahan. “Aku nggak dikasih bunga. Tapi mungkin dikasih harapan.” Tasya mengernyit. “Oke. Sekarang Kakak mulai ngomongin pakai metafora. Fix. Pasti ada yang gak biasa nih. Spill!” Aleeya menepuk-nepuk lantai, menyuruh Tasya duduk di sebelahnya. Tasya menurut, lalu duduk bersila s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN