Emergency
Rasanya sungguh sakit saat melihat orang-orang yang kusayangi harus memilih. Aku harus mengambil keputusan yang tepat dan segera. Seperti ketika sahabatku, Riska mendapat musibah dulu.
Saat aku membuat keputusan segera menuju tempat praktek Riska setelah mendapatkan penglihatan. Jika saja terlambat, mungkin semakin banyak Riska kehilangan darah akibat serangan itu.
Ingatanku pun melayang kembali pada masa berbulan-bulan yang lalu. Ketika aku dan mas Dewa menemukan Riska terbaring penuh darah di lantai ruang prakteknya. Kemudian aku ikut masuk ke dalam ambulance yang membawanya dari klinik.
Melihat luka terbuka sepanjang 10 cm. Dalam pikiranku muncul banyak pertanyaan. Benda apa yang menyebabkan luka ini? Siapa yang tega melukai di saat seorang dokter sedang praktek?
Jantung
