MENJALANKAN RENCANA

1740 Kata

“Puspa ....” “Eh, Ris, sudah bangun? Kamu haus, gak? Aku ambilkan minum, ya?” Suara Riska yang memanggilku, membuyarkan rangkaian puzlle ingatan yang melayang jauh ke masa kuliah. Riska menganggukkan kepala dengan lemah. Kasihan sekali sahabatku ini. Segera kuambilkan segelas air putih dan kuangsurkan kepada Riska. Dia mengambil gelas dari tanganku dan meneguk beberapa kali setelah kutinggikan posisi kepalanya. Lalu dia menyerahkan kembali gelas itu kepadaku. Sepertinya peristiwa semalam sangat mengganggunya. Aku sudah memperingatkan sejak awal kedekatannya dengan Mas Ricko, lelaki yang terlalu baik dan tidak tegaan bukan untuk dijadikan pasangan hidup. Namun, lebih cocok dijadikan teman saja. Mamaku pernah memberikan nasihat saat aku menelepon dan bercerita tentang Mas Ricko dan

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN