27. saatnya tiba

1101 Kata

“Pak Rei dimana?” Hanya Martin yang berhasil Mega temui, sementara Rei entah dimana. “Pak Rei sibuk. Ada perlu apa, biar saya sampaikan nanti.” Jawaban Martin jelas-jelas membuat kesabaran Mega semakin terkikis. “Apa? Sibuk?” Reaksi Mega mungkin tidak akan berlebihan jika ia hanya menunggu lelaki itu sekitar satu jam atau dua puluh empat jam sekalipun. Tapi waktu yang digunakan Mega sudah terlalu lama. Bayangkan saja ia menunggu tanpa kepastian selama dua hari. “Aku sudah menunggunya disini selama dua hari dan dia masih sibuk?!” Mega menghela lemah. Tidak apa-apa jika Martin menganggapnya sebagai wanita tidak tahu diuntung sekalipun. “Katakan padanya aku ingin pulang, sekarang!” Martin menatap Mega dengan tatapan bingung sekaligus prihatin. “Untuk apa dia membawaku ke tempat in

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN