34. Benih cinta

1256 Kata

“Kurus banget, Me.” Tama datang berkunjung. Tidak ada rencana keduanya akan bertemu, mereka berpapasan di jalan saat Mega hendak berangkat ke apartemen Rei. “Masa sih, Kak?” Mega menatap dirinya sendiri, dimana ia memang tidak menyadari perubahan yang terjadi dalam dirinya termasuk perubahan berat badan. “Celananya emang agak longgar sekarang, kukira udah lusuh taunya kurusan.” Mega meringis. “Kerjanya capek, ya?” Bukan Tama namanya kalau dia tidak perhatian. Tatapannya yang begitu teduh dan menenangkan seolah dunia akan baik-baik saja saat bersamanya. “Lumayan. Mungkin karena lokasinya yang cukup jauh dari rumah kontrakan, makan waktu lebih lama dan yaaa, Kak Tama tahu sendiri bagaimana arus lalu lintas jakarta seperti apa.” Mega menghela, berpura-pura mengeluhkan kemacetan Jakarta

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN