42. Sahabat

1190 Kata

“Dia bis Lo?!” Tanya Nela untuk yang kesekian kalinya. “Lo nggak bilang dia muda!” Keluhnya. “Lo cuman bilang dia nyebelin, kasar dan judes tapi Lo nggak bilang dia muda dan ganteng! Pantes aja Lo nggak mau berarti meski badan Lo sampe buru-buru kayak gitu.” cerca Nela. “Lo nggak jadi cakar dia? Padahal udah depan mata.” Sindir Mega. “Gue berdosa kalau sampai cakar mukanya yang sempurna itu, Me. Gue nggak mau dilaknat Tuhan!” Mega tersenyum samar. “Kasih kabar kalau Lo udah bosen kerja disana, Me. Dengan senang hati gue bakal gantiin Lo.” Mega tersenyum samar, jujur saja suasana hati Mega saat ini tidak karuan. Bingung dan penuh tanda tanya dimana ia tidak bisa mengartikan tatapan Rei, saat melihatnya dan saat lelaki itu pergi. Marah, kesal atau kecewa? Mega tidak tahu. Satu

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN