9.4

1780 Kata

“Astaga, padahal Ilham sudah hampir sampai di rumahnya tapi wajah kamu masih tetap bersemu begitu?” ucap Arez pada adiknya yang sejak beberapa menit lalu sudah terdiam dan sibuk dengan ponselnya. Menoleh ke arah abangnya yang berdiri berpangku tangan di ujung meja makan, Icin terpaksa berdeham untuk menormakan suasana hatinya. Ya abangnya pikir saja siapa yang tidak akan bersemu kalai di panggil sayang. Dulu pernah sih Icin di sayangin Ilham tapi karena status yang tidak jelas ia jadi baper berkepanjangan. Jadi boleh dong kali ini ia memerah. Lagiankan Ilhamnya tidak lihat jadi bang Arez tidak perlu malu juga dengan tingkah Icin yang sejak tadi di katainya norak seperti orang tidak pernah jatuh cinta. “Abang kenapa masih di sini? Tadi katanya abang baru pulang, dek.. capek. Kok jadi sem

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN