9.3

1097 Kata

Malik baru pertama kali melihat Ilham, putra semata wayangnya tersenyum tanpa henti meskipun tadi ia sudah marah. Memang sesuai perjanjian jika Icin langsung memberikan jawaban yang Ilham minta maka Malik akan mengurus semuanya untuk putranya itu, tapi apakah ia harus melarikan diri berdua dengan Icin tepat di depan hidung calon mertuanya? Alasannya saja mengisi daya ponsel, kalau mamanya Icin tidak minta temani membeli sesuatu ia pasti hanya akan mendapati wajah super bahagia anaknya itu saat mereka akan pulang. Heran, senang sekali berduaan dengan gadis yang tadi mereka lamar. Senang berduaan tapi calon istrinya di buat kesal terus, apa dia tidak takut Said membatalkan rencana pernikahan mereka melihat belum jadi mantu saja Icin sudah sering sakit hati pada Ilham. Malik pasti jadi cepat

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN