“Aku masih bisa melakukannya sendiri mas,” ucap Briona saat hendak mengambil serbet makan yang jatuh tetapi Izza segera mengambilkannya untuk Briona. “Gak bagus jika kamu harus banyak menunduk seperti itu,” ucap Izza sambil merangkul bahu Briona dan mengecup pelipisnya perlahan. Briona terdiam ketika Izza mengecup pelipisnya. Di satu sisi ia merasa senang, disisi lain ia takut perasaan hangat yang menyenangkan ini hanyalah sementara. Bagaimanapun ia tengah menyiapkan diri untuk mandiri tanpa Izza disisinya. “Mas, kenapa kamu kembali? Siapa yang memberitahu?” tanya Briona perlahan sambil kembali menikmati makan malam mereka. “Pak Muis menghubungiku dan memberitahu secara tak sengaja kalau kamu hamil. Kenapa kamu tak memberitahuku, Bri?” tanya Izza perlahan. Briona hanya diam dan me

