Kristen berlari di sepanjang taman, jantungnya berdegup kencang. Matanya terus mencari-cari sosok Seraphine di antara pepohonan, setiap detik terasa seperti siksaan. Perasaan cemas yang mengikat dadanya semakin kuat, apalagi ketika melihat bahwa kursi roda Seraphine kosong. Seraphine tidak boleh terlalu lama berjalan, apalagi sendirian. "Seraphine! Seraphine!" panggil Kristen dengan napas tersengal-sengal, tatapannya cemas. Pengasuh yang ada bersamanya juga ikut berlari, berusaha membantu mencari gadis kecil itu. Setelah beberapa menit yang terasa seperti berjam-jam, Kristen akhirnya melihat Seraphine. Gadis kecil itu sedang duduk di bawah pohon besar, memeluk lututnya sendiri. Bahunya terguncang-guncang, dan Kristen langsung tahu putrinya sedang menangis. "Seraphine..." suara Kristen l