Niccolo merasa sangat kebingungan dengan apa yang terjadi pada tubuhnya. Sejak kejadian di Palermo, dirinya terus-menerus mengalami mual dan muntah-muntah yang tidak bisa dijelaskan. Setiap pagi, tubuhnya terasa lemas, dan perutnya selalu terasa tidak nyaman. Bahkan, aroma makanan yang biasanya dia sukai kini membuatnya mual seketika. Pagi ini, seperti biasanya, dia terbangun dengan perasaan mual yang begitu kuat, memaksanya untuk segera berlari ke kamar mandi. Niccolo mencoba memuntahkan apa yang membuat perutnya terasa begitu tidak nyaman, tetapi yang keluar hanya lendir dan tidak ada yang lain. Tubuhnya gemetar lemah, dan dia terpaksa menopang diri dengan berpegangan pada dinding kamar mandi. Keringat dingin mengalir di pelipisnya, dan wajahnya tampak pucat. Biasanya, Niccolo akan meng