Alejandro menghela napas panjang, merasakan beban berat yang tak kasat mata semakin menekan dadanya. Dia memandang Ruby yang berdiri di hadapannya dengan tatapan keras kepala dan penuh tekad. Ruby, gadis yang telah dia rawat dan besarkan sejak kecil, kini berdiri di hadapannya dengan pengakuan yang mengejutkan. Pengakuan yang membuat Alejandro terdiam, terperangkap dalam pusaran emosi yang bercampur aduk. "Alejandro, kau mencintai ibuku dulu, bukan?" Ruby memulai, suaranya penuh keyakinan meskipun matanya mulai berkaca-kaca. "Aku tahu kau mencintainya. Kau merawatnya sampai dia melahirkanku, dan kemudian kau merawatku. Kau lebih dari sekadar wali bagiku. Kau adalah satu-satunya orang yang peduli padaku. Kakek pasti akan bahagia jika kita bersama." Alejandro menelan ludah, bingung dengan