Arya tidak tega melihat Nining keluar dari kamar Dony dengan berlinang air mata. Dia tahu ada masalah besar yang menimpa hubungan mereka berdua. Nining tersenyum, mencoba tegar agar mertuanya tidak khawatir. "Iya, Pak. Aku tahu Mas Dony sekarang sedang bingung. Aku akan menunggu Mas Dony karena aku yakin Mas Dony orang yang bijak, dia pasti bisa menilai mana yang baik dan mana yang tidak untuk hubungan kami." Nining melirik ayah mertua yang selalu sabar dalam mengatasi masalah. "Pak. Apa aku boleh menunggu Mas Dony sampai emosinya reda dengan tinggal di sini?" izin Nining penuh kehati-hatian. Arya mengusap pundak menantunya. Dia sangat mengetahui sifat Dony. "Bapak tahu sifat Dony itu seperti apa. Lebih baik kamu pulang dulu. Biarkan Dony tenang di sini. Kalau dia sudah tenang, dia p

