Dony tidak menyangka kalau Nining sejahat itu. Dia pikir Nining adalah wanita yang sangat baik, ternyata dia tidak lebih baik dari seorang wanita licik yang menghalalkan segala cara untuk mendapatkan keinginannya. Kesal, marah, benci, kecewa dan juga sedih memenuhi pikirannya. Jika tidak di kafe, dia mungkin sudah memukul meja yang ada di depannya. Namun, dia menahan diri agar tidak melakukan hal bodoh seperti itu. Dia tidak ingin kekesalannya dilihat oleh orang-orang. "Mas Dony. Mas Dony gak apa-apa?" telisik Sri yang melihat ekspresi penuh emosi tersirat di wajah pujaan hatinya. Dony mengulas senyum, tak ingin memberitahu keadaan hatinya saat ini pada wanita yang ada di depannya. Lebih baik dia menyimpan semuanya dalam diam, daripada mengungkapkan apa yang dia rasakan terhadap Nining

