“Bisa, nggak, sekali aja, kita akur? Hari ini aja, deh.” ─Surya─ *** “...Kamu juga peduli sama Adit?” Aku hanya menghela napas. Apanya yang tidak ingin membalas? Surya ternyata bermain lebih licik. Coba kita dengar, ke mana sebenarnya arah pembicaraan ini? Surya kembali membuka suara. “Karena semua sudah terlihat jelas, bukankah lebih baik kalau kita saling terbuka saja?” “Apa maksudmu?” tanya Naya, menyuarakan isi kepalaku juga. Surya menyeringai. “Ayolah, cewek bar-bar, jangan bilang kamu nggak tahu siapa yang paling dipedulikan Adit?” “Surya, udah cukup,” kata Adit, dia sedikit membanting sendoknya ke mangkok, menatap tajam Surya. “Nggak semua orang nyaman dengan gayamu yang selalu terbuka kayak gini.” “Oh, ya? Lalu aku harus bagaimana? Menunggu sampai kalian saling terbu