“...Kamu bahkan nggak tahu perasaanmu sendiri. Apa ada yang lebih bodoh dari itu?”
─Surya─
***
“... Tumben seorang Bintang tersenyum?”
Hah? Apa aku barusan tersenyum?
“Biar aku tebak, kamu belinya sama orang yang spesial, ya?”
Spesial? Adit bukan orang yang spesial, hanya, aku suka saat terakhir kali kami bermain di sini dan beli baju couple itu. Tapi, aku memang tidak punya banyak teman. Hanya ada Adit. Jadi, apakah itu termasuk spesial?
“Siapa, Bi? Apa aku kenal orang beruntung, yang hanya dengan memikirkannya bisa membuatmu tersenyum?” Sebelah alis Surya terangkat, senyum jahilnya yang khas itu pun muncul.
“...”
Helaan napas Surya terdengar. “Oke, oke kalau kamu nggak mau cerita.”
“...”
“Kita kasih kemeja sama celana aja buat Haikal.”
Aku melirik Surya yang tampak seri
