48. Bertemu Orangtuanya

1170 Kata

“Meskipun ingin, tapi aku nggak bisa melakukannya.” ─Rain─   *** “Kok cabenya jadi manis, ya?” “Hah?” “My Star, ini cabenya udah lembut. Udah bisa kayaknya. Ayo, kita makan.” “Ah? Eum, ya.” Buru-buru aku menyusul Rain yang membawa sambal mentah ke meja makan. Rain menuangkan banyak sambal ke piring gado-gadonya. Mencicipinya, lalu mengernyitkan kening. “Kenapa? Nggak enak, ya?” tanyaku, duduk di kursi sebelahnya, dan mulai mencicipi gado-gado di piringku. “Enak banget,” kata Rain, dia tersenyum lebar. Huff, kupikir tidak enak. Rain fokus makan, kelihatan sangat lahap. Dia bahkan menambah lagi dari mangkok besar gado-gado. Apa yang lebih menyenangkan seorang chef selain melihat penikmat makanan sangat menyukai masakan buatannya? Itu adalah pujian. “My Star, di masa depan, kam

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN