“...Kalau kamu serius sama Naya, kamu nggak akan mendapat gelar prince playboy, dan terkenal karena aturan pacar one week-nya sang prince!” ─Adit─ *** “Aku nggak bisa tidur. Ayo?” Aku meraih uluran tangannya. Kakiku agak goyah paska baru bangun dari mimpi buruk yang menyesakkan itu. Adit sigap menangkap pinggangku. “Pelan-pelan.” Aku mengangguk. Kami berjalan-jalan di luar kamar rawat, dalam diam. Sampai di bangku taman depan rumah sakit. Kami duduk diam di sana selama sekitar lima belas menit. Aku tidak mengantuk sama sekali, tapi kepikiran dua gadis itu. Siapa mereka? Siapa anak lelaki itu? Kenapa anak lelaki itu juga memanggil ‘My Star’ seperti Rain? Apa anak lelaki itu adalah Rain? Sayang sekali, dalam mimpi, wajah mereka tidak bisa terlihat dengan jelas. Aku hanya bisa m