“Please, peka dikit.” ─Adit─ *** Tapi, kenapa? Adit menyenggol lenganku pelan. “Ada apa? Tadi masih ketawa, kok, tia-tiba murung?” Aku menatap Adit, mengernyit. “Kenapa kamu merekam kita bermain di sini? Kalau Naya sampai lihat gimana?” “Memangnya kenapa kalau Naya tahu?” Aku menghela napas. Percuma bicara sama orang tidak peka ini. Aku pun diam, menyerahkan helm ke penjaga arena, lalu pergi dari sana. “Mau ke mana?” tanya Adit yang menyusulku. “Pulang.” “Hah? Eum, nggak makan dulu?” “Enggak.” *** Adit mengantarku pulang. Saat menerima helm dariku, dia sedikit mengernyit, dan bertanya, “Kamu baik-baik saja?” Aku mengangguk. Adit tampak masih ingin mengatakan beberapa kata lagi, tapi aku buru-buru balik badan, dan segera membuka pintu rumah. Aku terkejut saat mel