“Kalau nggak ada Naya, kurasa kita bisa jadi teman.” ─Dhea─ *** “...Aku bahkan nggak tahu apa kenangan itu milikku atau bukan.” Mungkin Adit menyadari kecemasanku, maka dia tidak bertanya lebih lanjut, sudah menyerahkan tasku. “Ayo pulang. Bisa jalan, kan?” “Sudah pulang sekolah?” “Yup! Kamu tidur nyenyak banget sampai nggak sadar waktu berlalu.” “Naya gimana?” “Naya udah pulang sama Surya sejak jam olahraga. Katanya Naya punya perjanjian sama Surya, jadi dia harus ikut sama Surya. Aku juga nggak ngerti perjanjian dia sama Surya.” Itu pasti terkait perjanjian jadi pembantunya. Adit tidak boleh salah paham. Aku buru-buru menjelaskan, “Jangan salah paham. Naya hanya merasa bersalah ke Surya makanya mau jagain dia. Itu perjanjian menjaga.” Adit mengernyit bingung. “Aku nggak s