“Kamu nggak kotor. Kamu sangat bersih, dan wangi.” ─Adit─ *** Apa aku belum cukup menderita di matanya? “Aku bukan Starla,” ujarku. Rain tersenyum, mengusap pipiku. “Aku tahu kamu bukan Starla.” Kalau dia tahu, kenapa dia melakukan ini kepadaku? Apa balas dendamnya belum cukup? Atau dia ingin memberiku harapan, kemudian dia akan menghancurkan harapan itu? Baru setelah aku sangat putus asa, dia akan berhenti? Aku ingin mengatakan bahwa aku sudah sangat kotor, dan kalau dia membalas dendam dengan cara peduli kepadaku begini, bukankah dia akan ikutan kotor? Tapi karena sebuah kebiasaan, apa yang keluar dari mulutku justru, “Aku bukan Starla.” Rain mengedip-kedipkan matanya, menarikku ke dalam pelukan. “Maafkan aku... jangan kayak gini, Bi. Maafkan aku...” Untuk apa dia meminta maa