Xander mengambil napasnya dalam dan menghembuskannya panjang, pria itu mencengkram erat gorden rumah sakit sebagai pelampiasan kesakitannya. Nyatanya pemandangan indah di depannya yang berupa taman rumah sakit dengan lampion warna-warni tidak bisa membuat Xander melupakan rasa sakitnya, pria itu justru semakin larut dengan rasa sakit yang semakin dalam menembus jantungnya. ‘Kenapa? Kenapa harus seperti ini, Tuhan?’ Xander menggumam, menatap langit tanpa bintang malam ini dari balik jendela kamar ruang rawat Lynn, lalu netranya beralih menatap Lynn yang masih terlelap begitu damai tanpa beban. Xander menutup tirai lalu berjalan menuju sisi ranjang Lynn, menatap dengan mata berkaca-kaca mengetahui keadaan Lynn yang membuatnya terluka. Tangannya mengusap lembut kening wanita itu, wanita y