Untuk sesaat, aku merasa ada yang sengaja memukul kepalaku dengan benda tumpul. Detik itu juga, rasanya aku hampir pingsan karena pening yang menyerangku. Suara desahan Gadis terdengan sangat jelas di telingaku. Mustahil bagiku mengabaikannya. Saat masih muda, aku begitu b*******h dengan pendidikanku. Aku meyakini banyak hal. Aku juga menggantungkan harapan setinggi langit karena kerja otakku yang luar biasa. Kuakui aku sombong. Saking asyiknya dengan bisnis yang ditawkan ayahku, aku melupakan masalah percintaan. Aku sama sekali tidak peduli dengan wanita. Atau sekedar teman tidur yang bisa menghangatkan ranjangku. Aku terlalu sibuk merintis bisnis-bisnis baru bersama Richard. Banyak yang menuduh kami gay. Tapi, apa peduliku? I don't care! Hingga Gadis muncul. Ah, aku i
Unduh dengan memindai kode QR untuk membaca banyak cerita gratis dan buku yang diperbarui setiap hari