Aku mendorong bahu Matt keras. Matt terjungkal hingga ke belakang. Dan aku tak tahu lagi apa yang terjadi padanya. Aku segera beranjak. Duduk di tepi ranjang dan kembali mengancingkan satu per satu kancing kemejaku. Menata rambutku yang berantakan. Pikiranku kacau. Brengsek!!! "Gadis," Matt duduk di sebelahku. "Boleh aku ke toilet? Di mana toiletnya?" Aku menghindari kontak mata langsung dengannya. "Aku akan mengantarmu," "Tidak perlu, Matt. Aku bisa sendiri. Di mana toiletnya?" tanyaku ketus. "Gadis, aku...-" "Di mana toiletnya, Matt!" Seruku. Matt menunjukkan di mana toilet berada. Aku segera masuk ke dalam toilet. Menatap pantulanku di depan cermin. Perasaan apa ini?!! Bukankah selama ini Matthew yang paling kuinginkan? Bukankah dia satu-satunya pria yang ingin kumiliki?