Sudah menginjak tengah malam ketika Irna bangun karena tengah menahan lapar. Semenjak hamil, ia lebih sering makan, membuat berat tubuhnya naik derastis di kehamilan keduanya ini. Terpaksa, meskipun enggan, Irna pada akhirnya menyibak selimut dan turun dari ranjang. Dia keluar kamar, melangkah menuruni tangga menuju dapur untuk mencari makanan. Namun, sampai di sana, Irna tidak menemukan makanan apa – apa. Kesal. Irna mengerucutkan bibirnya. Dia lupa, belum belanja bulanan karena terlalu malas untuk bepergian. Makan saja biasanya Miko yang beli dari luar, atau terkadang membeli dari aplikasi online. Irna pun kembali ke kamar sembari mengelus perut besarnya. Sampai di sana, ia lantas mengambil ponsel dan membuka aplikasi pesan antar makanan. Tapi, tak ada satu driver yang bisa memesan