Setelah memastikan adiknya tidur dengan nyenyak. Dior mengemudikan mobilnya dengan kecepatan di atas rata – rata menuju bengkel Miko. Amarahnya sudah sampai ke ubun – ubun, cengkeramannya di setir pun menguat diiringi keinginan untuk segera menghabisi adik ipar sialannya itu yang telah membuat adiknya menangis.
Dia memarkirkan mobilnya secara asal di pinggir jalan dekat dengan bengkel Miko. Dengan langkah kakinya yang lebar dan kedua tangan terkepal kuat, Dior memasuki bengkel Miko, sapaan beberapa pegawai Miko tidak dia dengar, fokusnya tertuju pada Miko yang tengah mengotak – atik sebuah motor; belum menyadari kehadirannya.
Dengan emosi yang menggunung, Dior menarik kerah baju Miko dan member satu buah bogem mentah. Semua orang terkejut melihatnya, mencoba melerai, namun Dior seolah tu
