Kling
"Sudah tidur kah ?"
"Belum"
"Mau keluar ?"
"Kemana ?"
"Kemana saja"
"Boleh"
"Turunlah, aku di depan hotel mu"
"Sudah ku duga, kakak pasti lagi ikutin aku kesini" guamam Cia
"Oke" balas pesan Cia
"Mau kemana ?" Tanya Cia setelah berada di kursi penumpang mobil yang tengah dikendarai Gio
"Kemana saja, terserah kamu" balas Gio
"Kan kakak yang ajak" jawab Cia
"Ke pantai ?" Tanya Gio
"Terserah" singkat Cia
Wush
Wush
Wush
"Kenapa kakak ikutin Cia sampai sini ?" Tanya Cia
Kini mereka tengah berada di pinggir pantai seraya menikmati angin malam dengan atap mobil yang terbuka
"Kelihatan yah ?" Tanya Gio balik
"Banget, anak buah kakak ikutin aku sama temen-temen kan" ucap Cia
"Seperti nya Agung tidak becus untuk jadi mata-mata" gerutu Gio
"Itu kan bodyguard kakak, Cia kenal jelas. Makanya Cia tau" sahut Cia
"Cia gak suka ahh kalau dijadikan tahanan seperti ini" ucap nya
"Kakak gak jadikan kamu tahanan kok, kakak khawatir aja sama kamu. Apalagi kamu sekarang sebagai selebgram. Kakak takut kamu punya haters yang sampai menyakiti kamu" terang Gio
"Hah, kakak tau Cia jadi selebgram ?" Kaget nya
"Apa yang kakak gak tau soal kamu"
"Ouh jadi karena kakak tau tadi Cia ada pemotretan makanya kakak jemput Cia karena kakak gak suka Cia jadi selebgram kan" kesal nya
Gio menghela nafas kasar menatap mata Cia dengan lembutnya
"Maaf, kakak cuman takut kamu kenapa-kenapa. Kakak sayang kamu, bahkan kamu tau sayang nya bukan hanya sebagai kakak lagi tapi sudah lebih. Kakak takut kehilangan kamu" sesal Gio
Cia pun terdiam tanpa kata, ia bingung untuk menyikapi ucapan Gio
"Cia tau kok kakak sayang Cia. Cuman kalau cara kakak seperti ini, Cia merasa tertekan. Cia masih ingin bermain dengan teman-teman, melakukan kegiatan anak sekolah dan menjadi anak remaja normal yang suka bermain. Cia tau kok batasan-batasan nya. Cia tau kakak melindungi makanya Cia suka melakukan semua yang Cia mau lakukan. Karena kakak selalu dibelakang Cia. Tapi Cia gak suka kakak kekang Cia seperti ini, Cia merasa terpenjara. Cukup bodyguard kakak aja yang ikutin Cia, kakak gak perlu sampai harus ikutin Cia seperti ini" jelas Cia dengan tegas nya
"Maaf" singkat Gio
"Kakak gak bisa nahan kangen sama kamu, makanya kakak sampai ikutin kamu kesini" lanjut nya
"Hem, kasihan nya kakak aku. Kangen sampai seperti ini. Sini aku peluk biar gak kangen lagi" ejek Cia seraya mengulurkan kedua tangan nya pada Gio. Ia membalasnya dengan memeluk erat Cia
"Apa kamu tidak merindukan ku ?" Tanya Gio
"Tentu, sangat-sangat merindukan bayi besar ku ini" balasnya dengan sedikit mengejek
Gio melepaskan pelukannya, menatap mata Cia dengan lembutnya mengulurkan tangannya ke leher Cia mendekatkan bibir mereka dan perlahan menutup mata
Gio mencium Cia dengan lembutnya dan dibalas Cia dengan hangat. salin melumat bibir dan semakin dalam.
Gio menekan tombol penutup atap mobilnya, menurunkan jok mobilnya. Gio menggendong tubuh Cia untuk berada diatas nya dan masih saling bertukar saliva
Mereka melakukannya dengan sangat ganas mengeluarkan rasa rindu yang teramat. Tiba-tiba Cia melepaskan Ciuman mereka sontak membuat Gio kecewa dan bingung
"Bisa pindah tempat ?" Bisik Cia membuat Gio berubah menjadi senyuman menyeringai
Dengan cepat ia membenahi posisinya, menancap gas mobilnya menuju hotel yang ia tempati selama di Bali
"I love u" bisik Gio yang menindih tubuh Cia diatas ranjang dan hanya dibalas senyuman manis oleh Cia
----
"Morning" sapa Gio
"Morning" balas Cia dengan suara berat khas bangun tidurnya
"Kalau masih ngantuk tidur lagi aja" ucap Gio
Drrt drrt drrt
"Hem" sahut Cia
"Dimana woi ?! Lu gak nyasar kan ? Kita bangun lu udah gak ada, semalam tidur mana ?" Tanya Erma diseberang
"Di hotel" singkat Cia
"Hotel nya siapa ?"
"Kak Gio" jawab Cia
Tut tut tut
"Lah dimatiin" guamam Cia
"Siapa ?" Tanya Gio
"Erma" balas Cia
"Rencana hari ini kemana ?" Tanya Gio
"Gak tau, temen-temen mau kemana. Jalan aja gak ada tujuan" jawab Cia
"Mau kakak anter ?" Tanya Gio
"Gak perlu, gak enak sama temen-temen" tolak Cia
"Kakak kapan balik Jakarta ?" Tanya Cia
"Nanti sore satu penerbangan sama kamu" jawab nya
"Gak mau pulang sekarang ?" Tanya Cia
"Ngusir ?" Tanya balik Gio dianggukan Cia
"Lah.. jujur banget kamu. Udah terlanjur beli tiket buat nanti, kalau dibuang sayang uang nya" ucap Gio
"Yaelah harga tiket nya gak seberapa juga dibanding yang udah kakak hamburin buat ke club" celetuk Cia
"Udah buruan pulang sana, aku mau siap-siap nyamperin Erma sama Erlin" ucap Cia seraya beranjak dari kasur dan pergi ke kamar mandi
----
"Nah ngapain ke sini Ci ?" Tanya Erma
"Jemput kalian lah, ayo pergi" ajaknya
"Sama kak Gio ?" Tanya Erlin
"Gak lah, kita bertiga aja" jawab nya
"Ouh, bagus lah. Malu gue kalau sampek dianterin kakak lu" ucap Erma
"Udah pada siap belum ?" Tanya Cia
"Udah ini tinggal berangkat aja" jawab Erma
"Yakin pakai hotpants sama tanktop gini ?" Tanya Cia
"Iya lah, lu nyuruh gue pake panjang-panjang ? Ini bali broo panas" Balas Erma
"Ya kali lu mau" canda Cia
"Gila kali jauh-jauh ke Bali sauna dibawah matahari" balas Erma
"Udah ahh ayok" ajak Erlin
"Kita mau kemana dulu nih ?" Tanya Erma
"Cari makan, gue laper" ucap Cia
"Lu gak di kasih makan sama kakak lu ?" Tanya Erma
"Gak, gue abis lu telfon langsung cabut ke hotel lu pada" terang Cia
"Sayang sekali, kita sudah pada makan" ucap Erma
"Jahat banget lu pada meninggalkan ku tanpa perasaan bersalah" celetuk Cia
"Meninggalkan apaan ?! Lu yang ninggalin kita semalam di hotel berdua doang.. lu yang pergi bukan kita yang meninggalkan" sahut Erlin
"Ouh iya iya.. sudahlah kalian ikut gue cari makan dulu laper" ajaknya
Cia, Erlin dan Erma mengeliling beberapa tempat di Bali hingga beberapa jam dan setelah jam menunjukkan pukul 7 malam mereka segera kembali ke hotel untuk bersiap ke Airport untuk kembali ke Jakarta
"Ahh home sweet home" gumam Erlin yang berbaring diatas ranjang tidurnya
Erlin dan Cia telah berada di apartemen mereka setelah mengantar pulang Erma kerumahnya
Kling
"Sudah sampai apartemen ?"
"Sudah"
"Jangan lupa mandi lalu makan dan segera istirahat. Jika besok masih lelah tidak perlu ke sekolah, beri tau kakak akan kakak hubungi sekolahan mu"
"Tidak perlu, aku besok tetap ke sekolah karena sebentar lagi ujian" balas Cia
"Buset enak banget kakak lu bisa diajak kerja sama gitu" celetuk Erlin yang mengintip Cia yang mengetik
"Enak apanya ?" Tanya Cia
"Itu, lu capek aja bisa diijinin gak sekolah. Coba gue, gak masuk sehari aja sekolah telfon ke ortu dan pasti diomelin habis-habisan gue" jawab Erlin
"Kalau dia kayak gini pasti ada mau nya ini ntar" jawab Cia
Kling
"Kalau merasa tidak enak badan segera hubungi kakak, biar kakak jemput. Kakak takut kamu tidak ada yang merawat disana"
"Tuh kan, lihat. Dia itu sebenarnya nyuruh gue balik rumah secara halus kayak sutra" kesal Cia membuat Erlin menganga
"Hem bener-bener kenal banget dia sama kakak nya. Tau bener kakak nya kayak gimana. Coba gue sama abang James yang ada gue di omeli doang gak ada perhatiannya. Huh berasa gak kenal abang gue sendiri malahan" gumam Erlin setelah memperhatikan Cia yang berkutat dengan ponselnya
----
"Kenapa lu Er ?" Tanya Erlin melihat Erma berjalan menyeret
"Keseleo"
"Huh kapan ? Dimana ? Kok bisa ?" Tanya beruntun Cia
"Ya bisa lah namanya juga musibah" udah jangan pada bacot sakit nih gue mau duduk" geram nya
"Udah tau kaki temen sakit malah ditanyain sambil berdiri, tega banget" gerutu Erma
"Udah tau sakit kenapa sekolah bulek. Kenapa gak dirumah aja" tanya Erlin
"Gue jatuh juga baru aja tadi di parkiran. Bacot lu pada, kelas masih jauh nih bantuin jalan kek"
"Ouh" sahut serentak dua kawan nya itu dan kemudian Erma meneruskan jalan nya menuju kelas
"Erma kenapa ?" Tanya salah seorang guru yang menghampiri Cia dan Erlin
"Jatuh buk, sepertinya ada keretakan di kakinya karena benturan keras" jawab Erlin
"Jatuh dimana ? Kapan ?" Tanya sang guru
"Baru saja buk, sewaktu berangkat sekolah" terang Erlin
"Sepertinya parah buk, apa bisa kita ijin antar Erma ke rumah sakit buk buat rontgen ?" Tanya Cia
"Ouh iya boleh, boleh silahkan. Kalau memang sangat parah kan jadi bahaya juga. Erma terlihat sangat kesakitan juga itu" jawab guru tersebut
"Baik bu terimakasih kami pergi dulu" pamit Erlin dan Cia yang meninggalkan guru tersebut
"Ei ei mau dibawa kemana gue" berontak Erma ketika dua teman nya itu membopongnya pergi. Bukan ke kelas melainkan ke tempat mobilnya Erlin terparkir
"Pak, temen saya baru saja jatuh sepertinya kakinya patah jadi kita mau bawa ke rumah sakit sudah ijin ke wali kelas bisa minta tolong dibuka kan pagarnya" pinta Erlin pada security sekolahnya
"Siapa neng yang jatuh ?" Tanya security tersebut
"Itu pak yang di belakang" tunjuk Cia yang menatap tajam Erma
"Hah. Apa ? Kenapa ? Ada apa ?" Bingung Erma
"Tuh kan dia sampai amnesia pak" sahut Erlin
"Ouh. Aduh aduh sakit banget kaki ku. Buruan ini gak bisa gerak aduhh sakit nya minta ampun" keluh Erma setelah menyadari maksud dari Erlin dan Cia
"Ouh iya neng saya buka kan pagarnya"
"Buruan neng keburu kaki nya gak bisa nyambung lagi ntar" ucap security tersebut setelah membuka pagarnya
"Iya pak terimakasih yah" balas Erlin yang langsung menancap gas mobilnya dan diiringi tawa mereka setelah meninggalkan lapangan sekolah
"Gila yahh lu pada, temen sakit malah dijadiin alasan buat kabur" protes Erma
"Heh siapa yang alasan emang kita mau bawa lu ke rumah sakit kok cuman rumah sakitnya di cafe" sahut Cia
"Eh tapi btw emang sakit banget yah kaki lu ?" Tanya Erlin
"Gak juga sih, kayaknya bukan keseleo juga. Tadi gue gak sengaja kesandung batu kayaknya gara" kaki gue kebentur batu deh" jelas Erma
"Terus kenapa lu tadi bilang keseleo" tanya Erlin
"Gue gak yakin juga soalnya" seraya tersenyum menyeringai
"Nah tapi tadi kayaknya lu kesakitan banget Er ?" Tanya Erlin
"Halah lu gak kenal aja sama Erma, dia ini yah di tepuk pundak nya aja bisa bilang sakit sampek besok. Pokok nya dia ratu alay dehh" sahut Cia
"Ouh, kayak nya lu kenal Erma banget ya Ci ?"
"Gimana gak kenal orang dari SMP temen gue dia doang" balas nya
"Huh dari SMP ?" Dianggukan Cia
"Gak bosen lu berteman sama dia doang ?"
"Bukan bosen lagi udah eneg gua sampek mau muntah kalau ketemu dia mulu" ejek Cia yang mendapat pukulan dari Erma
"Sialan lu kayak gue aja yang butuh lu, yang ada gua yang eneg liat muka lu mulu" sahut Erma
"Eh mau ke cafe mana kita ?" Tanya Erma
"Ehm ke mall aja gimana ?" Sahut Erlin
"Heh kita masih pakai seragam yang ada kena ciduk" protes Erma
"Tenang aja nih" ucap Cia seraya mengeluarkan baju dari tas nya
"Gila, lu pada emang udah niat yah" tanya Erma dianggukan keduanya
"Ehh btw mobil gue gimana ya nasib nya ntar ?" Tanya Erma
"Gampang nanti gue minta orang ambil ke sekolah" jawab Cia
"Emang bisa" ragu Erlin
"Apa yang gak bisa buat Cia, meliburkan satu sekolah aja dia bisa banget" ucap Erma membuat Erlin kebingungan
"Gimana ceritanya?"
"Orang tua nya yang punya gedung sekolahan" santai Erma
"Gila, sumpah loe ?" Sontak kejut Erlin dianggukan Erma
"Terus terus kenapa lu rajin banget ke sekolah" tanya Erlin
"Karena satu sekolah ngawasin gue, kalau ada apa-apa mereka langsung lapor ke kakak gue, yang ada sampek rumah dipiting gue" jawab Cia
"Nah ini ntar gimana ?" Tanya Erlin
"Kan kita alasan antar Erma udah bilang aja sesuai sama laporan guru" ucap Cia
"Yakin kakak loe diem ? Dia gak jemput loe ke rumah sakit ?" Ragu Erlin
"Halah itu urusan nanti sekarang dijalani dulu" santai Cia
"Udah berani yah lu" ejek Erma
"Bacot lu pada" sahut Cia membuat kedua temannya tertawa terbahak-bahak
----
"Selamat siang tuan Sergio, kami dari sekolahan menginformasikan bahwa nona Alicia hari ini tidak ikut kegiatan belajar mengajar dikarenakan mengantar salah satu teman nya ke rumah sakit yang pagi ini mengalami sedikit kecelakaan" ucap seorang guru yang tengah menghubungi Gio
"Iya, terimakasih laporan nya" balas nya yang kemudian memutuskan panggilan
Drrrt drrrt drrrt
"Iya" sahut Cia
"Bolos kemana ?" Tanya Gio
"Ke mall" jawabnya
"Kakak jemput"
"Gak usah, nanti sore Cia ke apartemen kakak. Kakak kirim orang aja ke mall ambil kunci mobil Erma langsung bawa mobil Erma ke apartemen" pinta Cia
"Ya" singkat Gio memutuskan panggilan
"Kak Gio ?" Tanya Erma dianggukannya
"Dimarahin Ci ? Disuruh ke sekolah ? Atau pulang ?" Tanya beruntun Erlin
"Gak, cuman ntar kita baliknya ke apartemen kakak gue" terang Cia
"Ehh iya Lin nanti malem gue nginep apartemen kakak gue deh" terang Cia
"Ahh itu mas serah lu aja" ucap Erlin
"Oke, makasih yah"
"Udah ahh jangan bahas ini mending kita nikmati aja libur sekolah hari ini" ucap Cia
"Libur nenek lu. Ini mah namanya bolos neng" sahut Erma dibalas tawanya