CHAPTER 12

2087 Kata
Gio menyatukan bibirnya dan Cia melumat bibir atas bawah secara bergantian. Cia membuka sedikit mulutnya memberikan akses masuk untuk lidah Gio menelusurinya dan kedua lidah mereka saling bergulat didalamnya gigi mereka saling bertabrakan menyatukan saliva keduanya Cia melingkarkan kakinya di pinggang Gio saat ia digendongnya dengan ciuman basah yang sudah mereka lakukan sedari tadi di walk in closet "Aahhh" desahan keluar dari mulut Cia merasakn nikmatnya sentuhan bibir Gio tepat di bibirnya yang geser ke telinga dan turun ke leher Gio yang masih menggendong Cia membawanya ke kamar mandi kemudian mengunci pintunya dari dalam dan memasuki ruang kaca shower Gio memutar shower mengguyur mereka berdua dan membuat keduanya basah kuyub dengan pakaian lengkapnya Gio menurunkan Cia menyandarkan punggungnya di dinding. Ia melepaskan pakaian yang dikenakan Cia dengan agresif nya dan Cia pun melepaskan pakaian yang dikenakan Gio "Aahh..hh..hh" desahan keluar dengan genggaman di rusuk Gio yang semakin ia eratkan begitu Gio memainkan satu jari di klitorisnya.  membuat Cia semakin basah dan susah menahan tubuhnya "More please" rancunya saat Gio memberikan jilatan di telinganya Gio memutar tubuh Cia untuk membelakanginya, Cia mengangkat kedua tangannya bertumpu pada dinding untuk menahan tubuhnya yang sedikit turun kebawah Gio dengan sekali hentakan memasukan juniornya kedalam milik Cia memaju mundurkan pinggangnya dan diikuti oleh Cia sehingga mereka berjalan seirama. Beberapa kali mereka merubah gaya hingga di puncak kenikmatan bersama Gio menggosok punggung Cia membantunya mengenakan sabun dan shampoo "Mau lagi" bisik Gio mencium pundak Cia dari belakang dan meremas buah d**a Cia membuatnya mengerang Dok dok dok "Gio" panggil ibunya dari luar kamar mandi "Iya ma" sahut Gio "Kamu mandi sayang ?" "Iya, ada apa ?" "Gio tau gak Cia kemana ?" Lanjut tanyanya "Gak tau ma" "Yasudah buruan mandinya mama tunggu diruang makan" katanya yang kemudian ia pergi "Buruan kak nanti mama kesini lagi" ucap Cia diiyakannya "Ma" sapa Cia menuruni anak tangga "Loh darimana aja sayang mama cari seisi rumah kamu gak ada ?" "Dari ruang buku kok ma" jawab Cia "Ouh ya ?" Dianggukan Cia yang telah duduk di ruang makan "Gio buruan turun, mama sama Cia sudah nungguin nih" teriak Tania Tak lama kemudian Gio turun ikut bergabung di ruang makan "Aroma kalian kok sama ?" Heran Tania refkel Cia menciumi tubuhnya dan Gio "Ini aroma sabun kali ma" sahut Cia "Kok bisa samaan ?" Tanya Tania "Kan sabun di kamar mandi yang ada di kamar Cia cuman satu aroma ma" terangnya "Kamu barusan mandi Ci ?" Tanya Tania "Iya tadi sebelum kakak" jawab Cia hanya di ouh kan Tania "Kak kamu balik lagi ke kamarmu sendiri aja yah jangan tidur kamar Cia lagi" pinta Tania "Kenapa ma ?" "Yah kan kamu punya kamar sendiri. Biar kamar itu bisa digunakan Cia" jawab Tania "Ya nanti Gio beres-beres barang dipindahin ke kamar Gio sendiri" ucapnya ---- "Hai Ci" sapa Erma yang tidak didengar Cia "Auw.. apaan sih pake ngagetin segala" kesalnya "Tuhan, gue pelan Ci. Lue kenapa jadi  marah-marah" jawab Erma "Kesel gue sama nyokap" "Kenapa lagi nyokap loe" tanya Erma "Kayaknya bener kata loe deh nyokap gue tau kalau gue sebenernya udah bisa tidur sendiri sengaja banget jauhin gue sama kak Gio" terang kesalnya "Terus" tanya Erma "Masa yah Er dia itu kayak polisi yang lagi introgasi aja. Hal kecil banget itu ditanyakan" kata Cia "Terus" tanya Erma "Loe dari tadi terus.. terus.. mulu Er kok makin bikin gue kesel sih" gertaknya dibalas senyuman menyeringai oleh Erma "Emang mama loe jauhin loe sama kakak loe kali.. mungkin dia tau hubungan loe sama kak Gio udah bukan kakak adek lagi" celetuk Erma membuat Cia bernafas kasar "Lagian apa salahnya kalau gue sama kak Gio.. gue sama kakak kan bukan saudara kandung" ucap Cia "Yahh gue gak tau juga ya gimana harusnya tapi nih Ci.. kalau di Korea ada anak angkat sudah mengikuti marga keluarga yang mengadopsinya dia gak boleh nikah sama satu keluarga itu" terang Erma "Itu kan di Korea Erma" ucapnya menahan geram dengan mengepalkan tangan "Yahh kali aja mama loe ngikutin budaya sana.. kan loe pakai nama marga Monugue" celetuk Erma "Gak mungkin juga kali mama gue berfikiran kesana kan kita tidak tinggal di Korea.. bagaimana pun gue bukan anak kandungnya.. kenapa sih mama gue kayak ngelarang  hubungan gue sama kakak" kata Cia "Ehh btw emang loe atau kakak loe udah pernah bilang ke bokap nyokap loe kalau hubungan kalian udah bukan adek kakak lagi" tanya Erma "Belum sih" seraya menyeringai "Yeee kalau itu bukan salah nyokap loe oneng.. coba loe atau kakak loe ngomong ke orang tua loe.. siapa tau mereka gak akan gitu lagi dan biarin hubungan kalian" ucap Erma "Ehm kalau itu gue gak berani Er.. kan loe tau sendiri sejak gue kecil orang tua gue bener-bener kasih semuanya buat gue.. gue takut nyakitin mereka Er" ucap Cia. Erma hanya bisa menghela nafas kasar Kling "Kakak tunggu di parkiran kampus" "Siapa Ci ?" Tanya Erma "Kak Gio" "Kenapa ?" Tanya kembali Erma "Dia nungguin gue di parkiran kampus" terangnya "Terus ?" Tanya Erma "Terus gue bolos kuliah lah" ucapnya yang berlari menjauh dari Erma "Ouh dasar !!" Kesal Erma "Titip absen" teriak Cia dari jauh "Urusan cinta kebawa ya gini nih.. ujung-ujungnya temen kena" gumam Erma memasuki kelasnya "Ada apa kak ?" Tanya Cia memasuki mobil Gio "Ci, untuk sementara kakak akan tinggal di apartemen saja" kata Gio "Terus kakak tinggalin Cia di rumah sama mama aja" ucap Cia "Yah kan sementara Ci, sampai mama kembali ke Amerika" terang Gio "Kita gak ketemu dong" lesunya "Yah nanti kakak sering-sering jemput kamu. Kita ke apartemen kakak ntar bilang aja ke mama kalau kamu ke rumah Erma" ucap Gio "Hem iya deh" "Yaudah buruan balik kelas gih" ucap Gio digelengkannya "Jangan gitu ahh.. kuliah mu bagaimana" kata Gio "Cia udah titip absen ke Erma kok.. kita jalan-jalan aja yuk.. kakak gak usah ke kantor juga" pinta Cia "Yaudah.. kamu mau kemana ?" Tanya Gio "Gak tau kemana udah jalan dulu aja" pinta Cia. Gio pun menurutinya dengan menancap gas mobilnya dan mereka berhenti di kota lama "Selamat siang nyonya Garmen" sapa sekertaris Gio hanya dijawab dehuman oleh Tania "Sergio kemana yah ?" Tanya Tania setelah memasuki ruangan Gio dan tidak menemukannya "Hari ini pak Sergio izin tidak ke kantor buk" jawabnya "Kemana dia ?" "Saya juga kurang tau, tetapi beliau hanya menyampaikan untuk membatalkan semua pertemuan hari ini dan beliau tidak akan ke kantor hari ini" terangnya "Apa Sergio sering bolos ke kantor seperti ini ?" Tanya Tania "Ehm tidak juga buk, hanya sesekali disaat beliau menemui nona Alicia" terang sekertaris tersebut "Yasudah, saya pergi. Tapi tolong jangan katakan ke Sergio kalau saya datang" ucapnya "Baik buk" "Baru pulang Ci" sapa Tania dari dapur "Iya ma, mama kok belum tidur ?" Tanya Cia "Iya mama gak bisa tidur nih" kata Tania "Kenapa ma ?" Tanya Cia "Gak apa. Ouh ya kamu darimana saja kok jam segini baru pulang" "Dari rumah Erma ma ngerjain tugas" jawab Cia "Sama siapa aja" "Sama Erma sama temen-temen ma, kenapa ma ?" "Gak apa cuman tanya aja. Kamu sudah makan belum ?" "Belum ma" "Makan dulu gih, terus mandi. Jangan tidur terlalu pagi" ucap Tania diiyakan Cia "Kenapa Cia bohong yahh.. padahal hari ini dia keluar dengan Gio" batin Tania memperhatikan Cia yang mengambil makanan "Cia tadi pulang kuliah jam berapa ?" "Jam 1 siang ma" "Aku tadi ke kantor Gio jam 11 siang. Sekertaris nya bilang dia sedang keluar bersama Cia" batinnya "Ouh iya Ci, kakak sepertinya akan tinggal di apartemen" ucap Tania "Kenapa kakak tinggal di apartemen ma ? Kan kalau mama balik ke USA Cia bakalan sendirian di rumah ?" Tanya Cia  disela-sela makannya dan berpura-pura tidak tau akan kepindahan Gio "Mama juga gak tau. Tapi tadi kakak WA mama katanya mau tinggal di apartemen saja" jawab Tania "Yasudah lah itu pilihan kakak juga" santainya "Tumben Cia terima-terima aja kalau Gio tinggal di apartemen. Tapi kalau tadi siang mereka bersama harusnya Cia sudah tau kalau Gio pindah" "Mama ke kamar dulu ya Ci. Buruan makannya" dianggukan oleh Cia Setelah menyelesaikan makan malamnya Cia segera pergi ke kamar untuk mandi. Tania yang curiga dengan sikap kedua anaknya mencoba mengendap ke kamar Cia mengambil ponsel Cia "Pakai acara dikunci lagi" gumam Tania mencoba membuka kunci ponsel Cia dan tak juga berhasil Tania meletakkan kembali ponsel Cia dan pergi ke kamarnya. "Lah kok dibekukan 10 menit" heran Cia yang melihat ponselnya tidak bisa dibuka "Sepertinya ada yang coba buka hp ku deh barusan. Apa mama yah ? Tapi kenapa dan tumben amet mama cek hp aku" gumam Cia Ceklek "Ma, sudah tidur ?" Tanya Cia memasuki kamar Tania dan tidak mendapatkan sahutan dari Tania Cia membungkuk memperhatikan Tania yang telah tertidur ia pun duduk menyandar di kasur  seraya memainkan ponselnya "Kak, tadi sepertinya mama coba cek hp Cia deh" pesan singkatnya untuk Gio "Kamu kunci kan hp mu ? Apa mama bisa membukanya ?" Balas Gio "Iya aku kunci, tapi sepertinya mama tidak bisa membukanya karena ini tadi ada pembekuan selama 10 menit" jawab Cia "Baguslah.. lain kali hati-hati kalau meletakkan hp dan ingat jangan sampai mama tau password nya sebelum kita mendapatkan izin dari papa dan mama" "Iya. Aku sudah mulai mengantuk nih.. aku tidur dulu.. selamat malam" "Selamat malam princess mimpi indah" Setelah menerima balasan dari Gio ia segera mematikan ponselnya dan menutup mata "Cia pasti mau tanya mengenai hp nya, semoga saja besok pagi dia lupa" batin Tania yang membuka mata setelah merasakan Cia berbaring beberapa menit Satu Minggu kemudian "Selamat siang nyonya Garmen" sapa sekertaris Gio "Siang, Sergio apa ada di ruangannya ?" Tanya Tania "Maaf buk, tuan Sergio baru saja keluar kantor" terangnya "Kemana dia ?" "Beliau bilang akan menjemput nona Cia di kampus" "Yasudah terimakasih" kata Tania sebelum pergi "Pak ke kampus Cia ya" pinta Tania pada supirnya Tania yang pergi ke kampus Cia mengawasi keberadaan Cia dari kejauhan dan benar ia melihat mobil Gio berada di area kampus "Kakak" panggil Cia menghampiri Gio dan memeluknya erat "Benar Gio menjemput Cia" gumam Tania Gio dan Cia berjalan memasuki mobilnya dan meninggalkan area kampus "Pak ikuti mereka ya" pinta Tania setelah melihat mobil Gio pergi dari area kampus "Mau kemana mereka" gumam bingung Tania yang masih mengikuti mobil Gio dari belakang "Ini kan apartemen nya Gio" ucapnya setelah mengikuti mobil Gio yang berhenti di apartemennya "Pak tunggu sini yah" pinta Tania yang turun dari mobil dan memasuki gedung apartemen tersebut "Sebaiknya aku meminta bibi mengirimkan kunci cadangan apartemen Gio yang ada di rumah. Kalau aku ketuk pintunya mereka pasti berbohong lagi padaku" gumam Tania yang baru saja memasuki lobby apartemen "Halo bik, tolong carikan kunci apartemen Gio di laci meja rias saya yang ada dikamar yah. kuncinya bertuliskan apartemen Garden **** nomor 8654. Tolong segera telfon saya kembali kalau sudah ketemu, Saya pesan kan ojek online untuk mengantarnya" pinta Tania pada bibi diseberang panggilan Cia mengambil segelas air di lemari es namun baru sedikit ia meminumnya sudah dirampas oleh Gio dan dihabiskan olehnya dan ia hanya menatapnya dengan bibir manyun "Kakak bisa ambil sendiri kan" kesal Cia "Lebih enak kalau berbagai denganmu" Melihat bibir manyun Cia ia langsung menciumnya dengan agresif. Menarik tengkuk Cia membuat ciuman mereka semakin intim. Gio mengangkat tubuh Cia untuk duduk di bibir meja dapur dan kaki Cia melingkar di pinggang nya. Cia menggantungkan tangannya di pundak Gio. Gio memainkan lidahnya didalam mulut Cia. Cia mengikuti permainan bibir Gio dengan baik memberikan ciuman basah yang semakin nikmat. Gio menggendong Cia berjalan menuju kamar nya tanpa melepaskan ciuman mereka "Nyonya Tania" ucap seorang ojek online yang mengantarkan kuncinya "Iya pak, terimakasih" ucapnya seraya memberikan sejumlah uang Tania memasuki lift untuk pergi ke lantai 8 "Tunggu" cegahnya seketika pintu lift akan tertutup. Melihat seseorang berusaha memasuki lift Tania memencet tombol pembuka pintu lift "Terimakasih" ucap gadis tersebut dianggukan oleh Tania "Tante mau ke lantai 8 ?" Tanyanya diiyakan Tania "Sama dong te" celetuknya hanya dibalas senyum simpul oleh Tania "Mau ke kamar nomor berapa te ? Apa tante tinggal disini ? Sepertinya saya tidak pernah bertemu tante" tanya beruntunnya "Saya mau ke tempat anak saya" singkat Tania yang hanya di ouh kan gadis tersebut "Apa yang mereka lakukan di apartemen ? Kalau hanya menjemput Cia untuk ke apartemen saja kenapa Gio sampai harus izin pulang lebih awal dari kantor" gumam Tania berjalan melewati lorong menuju tempat Gio "Sepertinya aku familiar dengan tante itu.. bukannya itu" gumam gadis tersebut "Gila itu kan mama nya Gio" kagetnya setelah mengingat "Wah mati pasti Gio lagi sama Cia nih di apartemen.. aku harus segera hubungi Andrew untuk memperingatkan Gio" resahnya yang langsung mengambil ponsel dari sakunya dan menghubungi Andrew
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN