Qian memijit kecil kepalanya yang semakin berdenyut. Saat ini ia telah duduk di kursi tamu di sudut ruangan. Ia sengaja, karena sedari tadi banyak yang mengarah pandangan ke arahnya. Bahkan banyak juga yang menatapnya lapar juga menghina. Tentu beredarnya video itu sudah menjadi rahasia umum. Ada yang mencelanya, ada yang ingin ikut andil menikmatinya juga ada yang tak percaya bahwa itu adalah dirinya. Namun dari semua itu tetap saja pandangan oran-orang telah berubah dan menatapnya sebelah mata. “Hah ….” Qian mendesah berat. Ia teringat apa yang Raizel katakan sebelumnya juga pertanyaan kurang ajar beberapa tamu yang sebelumya menyapa. Saat baru saja memasuki ruangan, ia telah disambut dengan beberapa orang yang segera menghampirinya dan menanyakan perihal video itu. Untung saja Reva t