Perlahan mata yang terpejam itu mulai terbuka. Reva menegakkan kepala dan melihat Qian masih memejamkan mata. “Hoam ….” Ia menutup mulut kala menguap dan meraih kesadaran sepenuhnya. Kedua tangannya menyatu kemudian terangkat ke atas kepala saat meregangkan tubuhnya. Lehernya meneleng ke kanan dan kiri kemudian memutar kedua bahu kanan dan kirinya secara bergantian. Tidur dengan posisi duduk membuat badannya pegal-pegal. “Qi, bangun.” Reva mencoba membangunkan Qian berharap Qian masih memejamkan mata karena tertidur lelap. Tentu sangat berbahaya jika pingsan semalaman. Menepuk kecil pipi Qian akhirnya mata yang sebelumnya terpejam itu kini terbuka. “Hah …. Syukurlah Qi, aku sangat khawatir,” helaan nafas lega terdengar lolos dari mulut Reva. “Apa kau lapar? Aku akan mencarikanmu sarapan