Raizel melangkah pasti melewati lorong rumah sakit. Satu tanganya tersembunyi dalam saku celana sementara satu tangannya memegang ponsel sesaat kemudian memasukkannya ke dalam saku jas setelah mengirim pesan entah pada siapa. Sama seperti hari kemarin saat ini keberadaannya di rumah sakit adalah untuk mengunjungi seseorang. Tap! Tiba-tiba saja langkahnya terhenti saat samar-samar mendengar suara dari salah satu kamar yang baru ia lewati. Dan saat ia menajamkan pendengarannya ia mendengar suara minta tolong. Ia mengamati sekitar dan lorong rumah sakit tampak sepi. Akhirnya ia memutuskan memasuki kamar yang pintunya sedikit terbuka itu. Cklek …. “Rev, Raga, tolong aku!” Deg! Mata Raizel sedikit melebar saat melihat siapa yang kini menatapnya. Wanita itu terduduk di lantai dengan kedua