“Qian!” Reva segera menghampiri Qian yang saat ini tidur tengkurap di atas ranjang. Sebelumnya Qian menghubunginya bahwa ia telah pulang dan berada di apartemen sekarang. Mengetahui hal itu, Reva segera pulang dan benar saja, ia menemukannya. Bruk! Reva menjatuhkan tas berisi barang-barang kemudian merangkak ke atas ranjang dan membalikkan tubuh Qian. “Qi, Qi, bangun, Qi!” panggilnya dengan menepuk kecil pipi Qian. “Reva! Aku bagun!” pekik Qian yang segera saja bangun dan membuka mata lebar-lebar. Sebelumnya ia hanya memejamkan mata, bukan tidur atau pingsan. “Ya Tuhan,Qi, syukurlah. Kau membuatku takut, tahu,” ujar Reva disertai helaan nafas penuh kelegaan. Kemudian tanpa mengatakan apapun ia memeluk Qian dibarengi isakan yang terdengar. “Eh, Rev, kenapa kau menangis?” Qian terkeju