Bab 31

1575 Kata

Pintu tertutup keras di belakang Dharma, meninggalkan udara berat yang menggantung di ruang tamu. Adrian masih berdiri di tempatnya, rahangnya mengeras, matanya menatap kosong ke arah pintu. Di balik dinding tangga, Laras menutup mulutnya dengan telapak tangan. Air matanya jatuh deras, bukan hanya karena hinaan yang baru saja ia dengar, melainkan juga karena ketakutan. Akhirnya Laras melangkah masuk kembali ke kamar. Ia menutup pintu tidak keras, jalannya gontai seolah ia baru saja mendengar perdebatan yang memang akan menghancurkan hidupnya jika memang ia masih bersama Adrian. Lalu Laras memegang perutnya yang masih kecil, “Nak, bertahan, ya, kita berjuang sama-sama,” suaranya begitu lirih, dan diiringi dengan air mata yang mulai menetes ke baju. Pintu kamar menutup kembali setelah A

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN