Bab 203

1820 Kata

“Jadi, selama ini Wijaya membohongiku. Apa maksudnya itu. Apakah dia pikir keluarga Mahendra bisa dibodohi seperti ini.” Dharma menatap buku yang sudah ia tutup. Di meja rotan tempatnya duduk, cangkir kopi yang tadi ia sentuh kini sudah kehilangan uapnya. Tangannya mengepal perlahan, menahan gejolak yang berusaha ia tekan sejak mendengar pengakuan Raka. Ia berdiri. Kursi di belakangnya bergeser pelan. Dalam kepalanya, nama Wijaya berputar terus. Lelaki itu bukan hanya rekan bisnis lama, tapi juga besannya sendiri, seseorang yang selama ini ia percaya sepenuhnya. Sebelum masuk ke dalam rumah, ia menoleh ke arah ruang tengah. Seorang asisten rumah tangga sedang membersihkan meja makan. Dharma memanggilnya pelan. “Tolong beritahu sopir untuk segera menyiapkan mobil. Lima belas menit lagi s

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN