bab 127

2373 Kata

Pagi itu di rumah Laras masih matahari baru naik setengah, menembus tirai tipis di ruang tamu dan menebarkan cahaya keemasan yang lembut di permukaan meja makan. Dari dapur terdengar suara pelan Mbak Rini sedang menyiapkan teh hangat, sementara Laras baru saja turun dari kamar setelah membersihkan diri. Suara bel pelan terdengar dari depan. Mbak Rini, yang sudah tahu siapa yang mungkin datang sepagi itu, segera menurunkan celemek dan bergegas membuka pintu. “Mas Rendra?” suaranya agak terkejut tapi ramah. Rendra berdiri di teras dengan kemeja biru muda, lengan digulung sampai siku, dan senyum tipis di wajahnya. Di tangannya ada dua kantong kertas besar dan satu kotak kecil. “Pagi, Mbak. Maaf datang pagi-pagi begini,” katanya sopan. “Saya bawakan sedikit sarapan, biar nggak repot masak

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN