Pagi itu udara masih terasa lembab, sisa hujan semalam belum benar-benar hilang dari tanah dan daun-daun yang basah. Cahaya matahari baru saja muncul dari balik pepohonan tinggi di kompleks perumahan itu. Rumah berwarna krem muda di ujung jalan tampak tenang, berdiri di antara barisan rumah serupa yang sepi dan rapi. Rendra berdiri di depan jendela ruang tamu. Kemejanya berwarna abu muda, lengan panjang digulung rapi sampai siku. Tangan kirinya memegang cangkir kopi, sementara pandangannya mengarah ke luar, menembus kaca jendela yang masih berembun. Di balik ketenangan wajahnya, ada sesuatu yang sulit ditebak. Ia tampak seperti seseorang yang sedang mengatur pikirannya agar tetap terukur, agar tidak membiarkan emosi mengambil tempat. Dari arah ruang tengah, terdengar suara lembut Laras m

